Kamis, 24 November 2011
Rabu, 23 November 2011
OFFICIAL VIDEO
VIDEO OFFICIAL :
1. Welding torture
2. Cephalotripsy - Live in KSM
3. Pathology - Media Consumption(2011)
4. Origin - Live in Penny Arcade
5. East Side Metal - Indonesian Compilation [DVDrip] (2009)
if u can watch and download klik here :
--> push
Angry Bird Season 2 !
oiy pasti sudah tau kan sama Game yang satu ini, sipt bener bgt Game angry Birds sudah sangat terkenal dikatangan Remaja , bahkan teman-teman saya juga banyak memainkanya , dan Sekarang Angry Birds Mengeluarkan Versi Terbarunya loh yaitu versi 2.0.0 , yang banyak menyebutnya Angry Birds Seasons 2.0.0 , pada game Angry Birds Seasons 2.0.0 ini , Nuansa yang Sobat temui sedikit menyeramkan , ya Nuansanya bertemakan Hallowen dengan labu hitam , tidak itu saja Sobat juga dapat memilih 2 Mode yaitu Season 2011 dan 2010 !
Screenshot :

Minimum Syestem requirement :
* Pentium II 400 MHz processor ** Direct3D compatible 3D graphics card with 16 MB *
* 64 MB RAM *
* DirectSound compatible sound card *
* Mouse compatible device *
Penginstalan :
- Extrak File Angry Birds , Lalu muncul 1 Folder
- Buka Folder Tersebut , Buka Folder Setup , lalu instal Gamenya
- Lalu Copy Crack pada Folder Crack lalu Paste pada Folder Instalasi
- Jalankan Game tersebut - Lalu Klik Activate This Game
- Isikan dengan sembarang Serial
Tanpa perlu panjang lebar, sok yang mau download Angry Birds Seasons 2 klik pada link di bawah ini!
TIGA ANGKA ENAM !!
“gw hanya minta sekeping surga yang selama ini kamu miliki. hanya sekeping saja. diantara jutaan keping yang sudah lo miliki hingga saat ini. penebusannya adalah lo boleh miliki gwa hingga waktu yang tak terbatas. walaupun untuk bisa seperti itu semua tabungan keberanian gwa habis gwa gadaikan didepan lo.”
sepenggal kalimat ruh pada raga
Buku ini merupakan cetakan ke dua Kumpulan Cerita Pendek Addy Gembel Tiga Angka Enam. Sebelumnya, cetakan pertama terbit tanggal 14 Agustus 2005 oleh Minor Books. Sebuah balai penerbitan independent milik Iman Rahman yang biasa disebut Kimung. Dengan begitu tingginya permintaan khalayak terhadap buku ini, Minor Books, bekerja sama dengan Omuniuum dan Balatin Pratama, menerbitkan kembali buku ini. Ada perubahan desain sampul di cetakan ke dua ini. Grafis sampul cetakan ke dua digarap oleh Danive dan diset ulang oleh Kimung. Di cetakan pertama Asmo yang mengarap desain sampul. Cetakan pertama buku ini pernah menghebohkan di dunia literasi indie tanah air , lewat gaya Sayaan dalam cerpen yang merupakan hulu sekaligus muara lirik-lirik lagu yang diciptakan Addy Gembel bersama Forgotten, band death metalnya. Katakanlah ini merupakan lahan eksplorasi Addy Gembel dalam menggambarkan detil yang tidak dapat digoreskan lewat media musik. Atau, inilah proses kreatif Addy Gembel yang begitu menggurita dalam mencipta musik dan sastra. Apapun itu, cerita-cerita pendek Addy Gembel dan musik Forgotten adalah dua sisi kepeng uang yang senantiasa saling melengkapi. Ilustrasi dan soundtracknya.
Addy Gembel lahir di Bandung pada 23 Oktober 1977. Nama aslinya Addy Handy Mohamad Hamdan. Addy—atau Gembel, begitulah ia akrab disapa—tumbuh dan besar di komunitas musik metal Ujungberung Rebels. Di kota kecamatan dengan jalanan pojok tertimur Kota Bandung inilah Addy mengasah kepekaannya dalam memandang dan menyikapi pelbagai kondisi sosial budaya yang merebak baik dalam skup lokal maupun global. Bersama band cadasnya, Forgotten, Addy dengan garang dan tanpa tedeng aling-aling menuding dan menggugat berbagai sistem kemapanan, baik yang kasat mata dan terasa maupun yang abstrak memabukkan. Sejak 1999, Addy dan Forgotten telah merilis empat buah album, yaitu Future Syndrome, Tuhan Telah Mati, Obsesi Mati, dan Tiga Angka Enam. Tiga buah cerpennya–”Republik Bintang Tengkorak”,” Modenisme…Itulah Ibuku!”, dan “Kegelapan, Kesunyian itu Bernyawa” pertama kali diterbitkan Hitheroad Publishing dalam antologi cerpen dan puisi Perlahan Dalam (2004) bersama empat Penulis Bandung lainnya. Salah satu dari cerpen tersebut yang berjudul Modernisme .. itulah Ibuku ! dilampirkan juga dalam buku ini.
Saya mengenal pribadi Addy Gembel sebagai pribadi yang santun namun memiliki pendirian keras dalam kesehariannya, dan Saya memiliki perhatian lebih dari rilisan album Forgotten semenjak album Future Syndrome , karena disini Addy seperti memiliki ruang dan dunia sendiri sebagai proses ekspresi kreatif pembuatan lirik pada lagu lagu Forgotten dan Addy pun mengakui bahwa menulis adalah sebuah media pembebas yang imajinatif yang tertuang dalam cerpen miliknya. Sehingga suatu saat saya membaca Cerpen Modernisme…Itulah Ibuku! yang pernah dimuat dalam antologi cerpen dan puisi Perlahan . Cerpen ini saya nilai sangat berat dan memiliki muatan kritik sosial tinggi. Satu alinea yang normatif dan bisa saya kutip:
Ada kesunyian yang terselip di hati.
Melayang laying dalam dimensi ketidakpastian.
Semua berwarna hijau dan tanpa ekspresi.
Tanpa rasa, tanpa bau.
Stagnan
Cerita di cerpen ini tak lepas dari seeseorang imaginative bernama Kleptosickcyco yang menurut paparan Adi berumur tiga ratus tahun dan dilahirkan dari ibu yang bernama Modernisme. Di dalam cerpen ini juga Addy secara gambling menuliskan setan setan yang nyata menghantui kehidupan sehari hari , Addy menyebut setan pertama bernama Konsumtivisme, mengenakan topeng yang terbuat dari bahan sobekan uang kertas, kartu kredit dan uang logam. Lalu setan berikutnya adalah Kapitalisme, Pembangunan, Sistem,Feodalisme. Jenis jenis setan yang lain ditulis dengan deskripsi yang unik dan tak jauh dengan deskripsi apa yang ada pada kenyataan yang kita hadapi selama ini. Buku ini sebenarnya terdiri dari tiga buah cerpen, yaitu Enam yang pertama, Tuhan Telah Mati, Enam yang kedua berjudul Sayap Hitam dan ditutup oleh enam ketiga, Tiga Angka Enam. Saya sarankan tanggalkan subjektifitas dan perspektif sempit sebelum anda menyimak cerpen dengan nuansa sarkasme cukup tinggi ini,
Buku ini dibuka oleh cerpen unik berjudul Tuhan Telah Mati, yang menceritakan sebuah negeri dengan cuaca sangat panas dan oksigen adalah sebuah komoditas industri yang diperjual belikan. Negeri ini memiliki penduduk berupa makhluk berkepala burung gagak dan berlanjut dengan deskripsi bahwa makhluk tersebut memiliki misi membunuh Tuhan dan membuang bangkainya dalam dimensi keterasingan umat manusia . Disini para makhluk itu berpikir bahwa Tuhan adalah sebuah entuk metafisik yang sifatnya fiktif dan hanya berada dalam pola pikir dan dunia maya saja. Bagaimana proses makhluk berkepala gagak itu dalam merencanakan dan merealisasikan kampanye nya ke dunia manusia sekarang ini ? Anda dapat mengetahui jawaban nya bila anda membaca cerpen pertama ini.
Cerpen kedua, atau tepatnya Enam kedua, bertajuk Sayap Hitam. Yang saya nilai cerpen yang paling cerdas dalam buku ini. Saya membutuhkan waktu cukup lama untuk meretas ide dan maksud Addy menulis Sayap Hitam, ada kalanya saya menyimak kembali cerpen lama beliau, Republik bintang Tengkorak namun tak kunjung menemukan korelasi yang tepat di antara keduanya. Cerpen ini seakan mengiring pembaca untuk menemukan batasan semu antara realitas dan imajinasi menuju paham kehidupan setelah kematian. Cerpen berat ini terbagi menjadi beberapa bab, dibuka oleh Sunrise Kaliber 9mm berlanjut pada bab Ada Perang di Luar Sana yang banyak bercerita tentang perang mencari ‘kebenaran’ dan menutupi dosa dengan ‘kebenaran’ karena sesungguhnya ‘kebenaran’ bisa dibeli dengan sesuatu yang bernama uang.
Bab berikutnya lebih cenderung ber cerita tentang dimensi standarisasi ‘kebenaran’ yang memang telah terbentuk melalui proses pembenaran, selama kurun waktu tertentu, bab ini diberi nama mata masa lalu.Akhirnya cerpen ini ditutup dengan bab Jangan cari aku di surga bab yang secara lugas bercerita ketidakpuasan penulis kepada system yang ada mengenai legalitas,keabsahan dan segala sesuatu yang menggiring terbentuknya opini public,sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang mudah lupa.
Bagian terakhir dari kumpulan cerpen ini, berjudul Tiga Angka Enam, yang bertutur mengenai pasangan ruh dan raga. Ruh yang digambarkan sebagai wanita muda berumur dua puluh tiga tahun, agak tomboy dengan rambut cepak. Sedangkan raga dituturkan sebagai seorang pria muda yang mencari jati diri . Pasangan ini diceritakan secara sederhana oleh penulis tengah mencari surga dan neraka, Pesan yang ingin diberikan oleh penulis pada pembaca pada cerpen ini tampak jelas secara eksplisit bahwa surga dan neraka itu benar adanya, dan pilihan ada di tangan kita untuk menggapai surga atau masuk terjerumus ke dalam neraka .
Sebagai penutup, saya menilai bahwa membaca buku ini secara keseluruhan tidak bisa hanya sekali saja. Terlepas dari cara penuturan Addy Gembel yang memikat dalam cerita-cerita pendeknya, apresiasi terhadap buku ini membutuhkan pemaknaan berkali-kali atas apa yang coba diungkapkan Addy Gembel lewat ide ide kreatif yang meluncur deras dalam cerita pendek nan ‘panjang’ dalam buku ini.
Cerita dalam bukku ini mungkin hanya ilustrasi dari kehidupan namun dituturkan dengan gaya bahasa yang cukup sarkasme . Gaya bahasa itu juga terdapat pada lirik lagu lagu band Forgotten sebagai media ekspresi dan deskripsi lain milik Addy Gembel. Namun hal itu tak lepas adalah kerangka pematangan ide yang kreatif dan imajinatif dalam mengungkapkan fakta dan realita.
sepenggal kalimat ruh pada raga
Buku ini merupakan cetakan ke dua Kumpulan Cerita Pendek Addy Gembel Tiga Angka Enam. Sebelumnya, cetakan pertama terbit tanggal 14 Agustus 2005 oleh Minor Books. Sebuah balai penerbitan independent milik Iman Rahman yang biasa disebut Kimung. Dengan begitu tingginya permintaan khalayak terhadap buku ini, Minor Books, bekerja sama dengan Omuniuum dan Balatin Pratama, menerbitkan kembali buku ini. Ada perubahan desain sampul di cetakan ke dua ini. Grafis sampul cetakan ke dua digarap oleh Danive dan diset ulang oleh Kimung. Di cetakan pertama Asmo yang mengarap desain sampul. Cetakan pertama buku ini pernah menghebohkan di dunia literasi indie tanah air , lewat gaya Sayaan dalam cerpen yang merupakan hulu sekaligus muara lirik-lirik lagu yang diciptakan Addy Gembel bersama Forgotten, band death metalnya. Katakanlah ini merupakan lahan eksplorasi Addy Gembel dalam menggambarkan detil yang tidak dapat digoreskan lewat media musik. Atau, inilah proses kreatif Addy Gembel yang begitu menggurita dalam mencipta musik dan sastra. Apapun itu, cerita-cerita pendek Addy Gembel dan musik Forgotten adalah dua sisi kepeng uang yang senantiasa saling melengkapi. Ilustrasi dan soundtracknya.
Addy Gembel lahir di Bandung pada 23 Oktober 1977. Nama aslinya Addy Handy Mohamad Hamdan. Addy—atau Gembel, begitulah ia akrab disapa—tumbuh dan besar di komunitas musik metal Ujungberung Rebels. Di kota kecamatan dengan jalanan pojok tertimur Kota Bandung inilah Addy mengasah kepekaannya dalam memandang dan menyikapi pelbagai kondisi sosial budaya yang merebak baik dalam skup lokal maupun global. Bersama band cadasnya, Forgotten, Addy dengan garang dan tanpa tedeng aling-aling menuding dan menggugat berbagai sistem kemapanan, baik yang kasat mata dan terasa maupun yang abstrak memabukkan. Sejak 1999, Addy dan Forgotten telah merilis empat buah album, yaitu Future Syndrome, Tuhan Telah Mati, Obsesi Mati, dan Tiga Angka Enam. Tiga buah cerpennya–”Republik Bintang Tengkorak”,” Modenisme…Itulah Ibuku!”, dan “Kegelapan, Kesunyian itu Bernyawa” pertama kali diterbitkan Hitheroad Publishing dalam antologi cerpen dan puisi Perlahan Dalam (2004) bersama empat Penulis Bandung lainnya. Salah satu dari cerpen tersebut yang berjudul Modernisme .. itulah Ibuku ! dilampirkan juga dalam buku ini.
Saya mengenal pribadi Addy Gembel sebagai pribadi yang santun namun memiliki pendirian keras dalam kesehariannya, dan Saya memiliki perhatian lebih dari rilisan album Forgotten semenjak album Future Syndrome , karena disini Addy seperti memiliki ruang dan dunia sendiri sebagai proses ekspresi kreatif pembuatan lirik pada lagu lagu Forgotten dan Addy pun mengakui bahwa menulis adalah sebuah media pembebas yang imajinatif yang tertuang dalam cerpen miliknya. Sehingga suatu saat saya membaca Cerpen Modernisme…Itulah Ibuku! yang pernah dimuat dalam antologi cerpen dan puisi Perlahan . Cerpen ini saya nilai sangat berat dan memiliki muatan kritik sosial tinggi. Satu alinea yang normatif dan bisa saya kutip:
Ada kesunyian yang terselip di hati.
Melayang laying dalam dimensi ketidakpastian.
Semua berwarna hijau dan tanpa ekspresi.
Tanpa rasa, tanpa bau.
Stagnan
Cerita di cerpen ini tak lepas dari seeseorang imaginative bernama Kleptosickcyco yang menurut paparan Adi berumur tiga ratus tahun dan dilahirkan dari ibu yang bernama Modernisme. Di dalam cerpen ini juga Addy secara gambling menuliskan setan setan yang nyata menghantui kehidupan sehari hari , Addy menyebut setan pertama bernama Konsumtivisme, mengenakan topeng yang terbuat dari bahan sobekan uang kertas, kartu kredit dan uang logam. Lalu setan berikutnya adalah Kapitalisme, Pembangunan, Sistem,Feodalisme. Jenis jenis setan yang lain ditulis dengan deskripsi yang unik dan tak jauh dengan deskripsi apa yang ada pada kenyataan yang kita hadapi selama ini. Buku ini sebenarnya terdiri dari tiga buah cerpen, yaitu Enam yang pertama, Tuhan Telah Mati, Enam yang kedua berjudul Sayap Hitam dan ditutup oleh enam ketiga, Tiga Angka Enam. Saya sarankan tanggalkan subjektifitas dan perspektif sempit sebelum anda menyimak cerpen dengan nuansa sarkasme cukup tinggi ini,
Buku ini dibuka oleh cerpen unik berjudul Tuhan Telah Mati, yang menceritakan sebuah negeri dengan cuaca sangat panas dan oksigen adalah sebuah komoditas industri yang diperjual belikan. Negeri ini memiliki penduduk berupa makhluk berkepala burung gagak dan berlanjut dengan deskripsi bahwa makhluk tersebut memiliki misi membunuh Tuhan dan membuang bangkainya dalam dimensi keterasingan umat manusia . Disini para makhluk itu berpikir bahwa Tuhan adalah sebuah entuk metafisik yang sifatnya fiktif dan hanya berada dalam pola pikir dan dunia maya saja. Bagaimana proses makhluk berkepala gagak itu dalam merencanakan dan merealisasikan kampanye nya ke dunia manusia sekarang ini ? Anda dapat mengetahui jawaban nya bila anda membaca cerpen pertama ini.
Cerpen kedua, atau tepatnya Enam kedua, bertajuk Sayap Hitam. Yang saya nilai cerpen yang paling cerdas dalam buku ini. Saya membutuhkan waktu cukup lama untuk meretas ide dan maksud Addy menulis Sayap Hitam, ada kalanya saya menyimak kembali cerpen lama beliau, Republik bintang Tengkorak namun tak kunjung menemukan korelasi yang tepat di antara keduanya. Cerpen ini seakan mengiring pembaca untuk menemukan batasan semu antara realitas dan imajinasi menuju paham kehidupan setelah kematian. Cerpen berat ini terbagi menjadi beberapa bab, dibuka oleh Sunrise Kaliber 9mm berlanjut pada bab Ada Perang di Luar Sana yang banyak bercerita tentang perang mencari ‘kebenaran’ dan menutupi dosa dengan ‘kebenaran’ karena sesungguhnya ‘kebenaran’ bisa dibeli dengan sesuatu yang bernama uang.
Bab berikutnya lebih cenderung ber cerita tentang dimensi standarisasi ‘kebenaran’ yang memang telah terbentuk melalui proses pembenaran, selama kurun waktu tertentu, bab ini diberi nama mata masa lalu.Akhirnya cerpen ini ditutup dengan bab Jangan cari aku di surga bab yang secara lugas bercerita ketidakpuasan penulis kepada system yang ada mengenai legalitas,keabsahan dan segala sesuatu yang menggiring terbentuknya opini public,sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang mudah lupa.
Bagian terakhir dari kumpulan cerpen ini, berjudul Tiga Angka Enam, yang bertutur mengenai pasangan ruh dan raga. Ruh yang digambarkan sebagai wanita muda berumur dua puluh tiga tahun, agak tomboy dengan rambut cepak. Sedangkan raga dituturkan sebagai seorang pria muda yang mencari jati diri . Pasangan ini diceritakan secara sederhana oleh penulis tengah mencari surga dan neraka, Pesan yang ingin diberikan oleh penulis pada pembaca pada cerpen ini tampak jelas secara eksplisit bahwa surga dan neraka itu benar adanya, dan pilihan ada di tangan kita untuk menggapai surga atau masuk terjerumus ke dalam neraka .
Sebagai penutup, saya menilai bahwa membaca buku ini secara keseluruhan tidak bisa hanya sekali saja. Terlepas dari cara penuturan Addy Gembel yang memikat dalam cerita-cerita pendeknya, apresiasi terhadap buku ini membutuhkan pemaknaan berkali-kali atas apa yang coba diungkapkan Addy Gembel lewat ide ide kreatif yang meluncur deras dalam cerita pendek nan ‘panjang’ dalam buku ini.
Cerita dalam bukku ini mungkin hanya ilustrasi dari kehidupan namun dituturkan dengan gaya bahasa yang cukup sarkasme . Gaya bahasa itu juga terdapat pada lirik lagu lagu band Forgotten sebagai media ekspresi dan deskripsi lain milik Addy Gembel. Namun hal itu tak lepas adalah kerangka pematangan ide yang kreatif dan imajinatif dalam mengungkapkan fakta dan realita.
"MYSELF SCUMBAG - Beyond Life and Death"

Hanya kematian terus samar memanggil.
Singkirkan harapan yang terus memudar.
Semakin tak bermakna. Semakin tak bercahaya.
Inikah garis hidup yang tak terberkati?!"
bunyi lirik Unblessing Life - sebuah lagu di album terakhir Burgerkill,Beyond Coma and Despair. Lirik pada lagu-lagu yang lain juga banyak mengumbar 'indikasi' semacam itu. Mengerikan.
Belum sempat album itu dirilis di pasaran, sang vokalis dan lirikus Ivan 'Scumbag' Firmansyah meninggal dunia dalam usia muda, 28 tahun.
Dia terpaksa kehilangan rencana pernikahan, impian tour, serta buah kesuksesan dari album masterpiece yang sanggup bikin dia jadi 'rockstar' dan bisa memenuhi janjinya untuk menyenangkan teman-temannya.
Penghormatan akhirnya disematkan dalam bentuk lain.
Myself ; Scumbag adalah buku biografi Ivan 'Scumbag' Firmansyah [1978 - 2006],
vokalis band metal papan atas Burgerkill yang ditulis oleh sahabatnya, Kimung.
Alur cerita yang mengalir deras bagai novel fiksi.
Penuh semangat dan harga diri, sekaligus juga kepedihan dan dendam.
Semakin dalam dan mendetil sebab penulis juga merupakan teman masa remaja, 'saudara sebotol', dan partner bermusik di era awal Burgerkill.
Buku ini lengkap mengupas kisah hidup, suka-duka, love-story, karir, hingga impian Ivan yang memang selangit.
Bersama sikap begundal yang selalu dipegang teguh dalam mengejar perempuan, dikeroyok preman, dimusuhi calon mertua, pesta mushroom, aksi panggung, menulis lagu dan berkarya. Sebut saja itu semua bagian dari kompleksitas hidupnya yang selalu terkait dengan terobosan besar, cita-cita, kekecewaan, gairah dan totalitas bermusik.
Semuanya komplit ada di buku ini.
Sedikit juga menyentil karir musik Burgerkill dan gaya hidup barudak Ujungberung yang akrab dipanggil Homeless Crew.
Sampai akhirnya pada ending yang mengharukan.
Maafkan jika kalimat ini kasar, tetapi bersama album Beyond Coma and Despair,
buku ini memang bisa jadi sebuah 'paket kematian' yang khidmat untuk mengenal lebih dalam lagi soal Ivan, Burgerkill dan komunitas Ujungberung.
Sudah barang tentu ini akan mengawali stok pendokumentasian scene bawahtanah di negeri ini. Buku penting tentang seorang legenda metal Indonesia.
Dia bakal terus hidup dalam lengkingan vokal khas dan karya lirik yang inspiratif.
He's been blessed, beyond life and death!
-apokalip.com
Dia terpaksa kehilangan rencana pernikahan, impian tour, serta buah kesuksesan dari album masterpiece yang sanggup bikin dia jadi 'rockstar' dan bisa memenuhi janjinya untuk menyenangkan teman-temannya.
Penghormatan akhirnya disematkan dalam bentuk lain.
Myself ; Scumbag adalah buku biografi Ivan 'Scumbag' Firmansyah [1978 - 2006],
vokalis band metal papan atas Burgerkill yang ditulis oleh sahabatnya, Kimung.
Alur cerita yang mengalir deras bagai novel fiksi.
Penuh semangat dan harga diri, sekaligus juga kepedihan dan dendam.
Semakin dalam dan mendetil sebab penulis juga merupakan teman masa remaja, 'saudara sebotol', dan partner bermusik di era awal Burgerkill.
Buku ini lengkap mengupas kisah hidup, suka-duka, love-story, karir, hingga impian Ivan yang memang selangit.
Bersama sikap begundal yang selalu dipegang teguh dalam mengejar perempuan, dikeroyok preman, dimusuhi calon mertua, pesta mushroom, aksi panggung, menulis lagu dan berkarya. Sebut saja itu semua bagian dari kompleksitas hidupnya yang selalu terkait dengan terobosan besar, cita-cita, kekecewaan, gairah dan totalitas bermusik.
Semuanya komplit ada di buku ini.
Sedikit juga menyentil karir musik Burgerkill dan gaya hidup barudak Ujungberung yang akrab dipanggil Homeless Crew.
Sampai akhirnya pada ending yang mengharukan.
Maafkan jika kalimat ini kasar, tetapi bersama album Beyond Coma and Despair,
buku ini memang bisa jadi sebuah 'paket kematian' yang khidmat untuk mengenal lebih dalam lagi soal Ivan, Burgerkill dan komunitas Ujungberung.
Sudah barang tentu ini akan mengawali stok pendokumentasian scene bawahtanah di negeri ini. Buku penting tentang seorang legenda metal Indonesia.
Dia bakal terus hidup dalam lengkingan vokal khas dan karya lirik yang inspiratif.
He's been blessed, beyond life and death!
-apokalip.com
Sedikit bicara tentang musik kami ! D.M *
Death metal adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari thrash metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt) atau geraman maut (death growl). Teknik menyanyi seperti ini juga sering disebut "Cookie Monster vocals".
Beberapa pelopor genre ini adalah Venom dengan albumnya Welcome to Hell (1981) dan Death dengan albumnya Scream Bloody Gore (1987). Death metal kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh band-band seperti Cannibal Corpse, Morbid Angel, Entombed, God Macabre, Carnage, dan Grave.
Kemudian era 2000'an, Death Metal berkembang sangat pesat. Banyak band-band jebolan aliran death metal menjadi pembaharu dalam musik metal. Band-band tersebut antara lain Inhuman Dissiliency, , Disavowed, Viraemia, Hiroshima Will Burn, Amon Amarth, Inveracity, The Berzeker, Dying Fetus, Condemned, dan masih banyak lagi.
Di Indonesia, genre ini diawali pergerakan dan perkembangan-nya di tahun 1990-an dengan band thrash metal Rotor di Jakarta. Pergerakkan utama Death Metal Indonesia berasal dari munculnya inisiatif oleh band Grindcore asal Malang, Rotten Corpse, yang menggarap untuk pertama kalinya (yang diketahui) musik Death Metal. Kemunculan dan permainan Rotten Corpse akan Death Metal merupakan pertanda dari lahirnya sebuah individu musik baru, bernama Death Metal. Beberapa band pioneer Death Metal lainnya di daerah lain, seperti Trauma dari Jakarta , Insanity dan Hallucination dari Bandung, Death Vomit dari Jogjakarta , Slow Death dari Surabaya, kemudian berkembang dengan band-band yang dianggap sebagai senior karena pengalamannya masing-masing seperti: Disinfected, Ancur, Plasmoptysis, dan Jasad dari Bandung, Siksa Kubur , Funeral Inception dari Jakarta dan Cranial Incisored Yogjakarta dan Semarang Grind Buto. Abysal. R.O.H, Blast Torment dari Padang,Total Rusak dari Bukittinggi, dan Praying For Suicide Tragedy dari Bukittinggi.
Perkembangan musik Death Metal di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat baik. Diantaranya terusulkannya suatu forum pusat dari pecinta Death Metal Indonesia, yang bernama forum Death Metal Indonesia, yang bernama Indonesian Death Metal atau disingkat IDDM. Kemudian juga muncul Indogrind.net, GUBUG RIOT, staynocase, dan lainnya. Saat ini, band-band baru Death Metal akan menyuarakan 'suara-suara maut' dalam event metal. Band-band Death Metal di Indonesia sekarang antara lain Dynasty of Waru, Bad Habit, Asphyxiate, Bleeding Corpse, Death Vomit, Kill Harmonic, Grind Buto, Infected Voice, Brain Ass, Hatestroke, Sickmath dan sebagainya.
Perkembangan Death Metal Indonesia setelah terciptanya IDDM, merupakan sebagai indikasi dan peresmian kelompok-kelompok Death Metal di seluruh wilayah Indonesia untuk go on public atau menunjukkan diri mereka masing-masing pada publik. Seperti pada saat ini, banyak sekali kelompok/komunitas Death Metal Indonesia di wilayah mereka masing-masing yang sudah menunjukkan diri mereka di Internet. Komunitas-komunitas tersebut masih merupakan bagian dari Indonesian Death Metal/IDDM. IDDM merupakan salah satu web penghubung yang menjadi tempat bertukar pikiran maupun aspirasi hingga media untuk iklan / promosi album maupun merchandise. Komunitas-komunitas tersebut diantaranya adalah Malang Death Metal Force, Bandung Death Metal, Bekasi HORDE! Death Metal, Jogjakarta Corpse Grinder, Magelang Death Metal Militia, Sukoharjo Death Metal, Semarang Death Metal, Bali Death Metal sampai Samarinda Death Metal dan masih banyak lagi komunitas di seluruh Indonesia.
Beberapa subgenre death metal:
- Technical death metal - Death Metal yang dikembangkan dengan nada-nada diatonis, merupakan perkembangan dari musik Death Metal ke yang lebih kompleks.
- Melodic death metal - heavy metal dicampur dengan beberapa unsur Death Metal, misalnya death growl dan blastbeat
- Progressive death metal - gabungan antara death metal dan progressive metal
- Brutal death metal - Brutal Death Metal merupakan perkembangan dari Death Metal itu sendiri. Brutal Death Metal merupakan salah satu perkembangan yang berhasil menghasilkan perkembangan lagi di genre Death Metal. Brutal Death Metal menghasilkan Slamming-Gore Brutal Death Metal, Slamming-Groove Technical Brutal Death Metal, Slamming Goregrind, dan lainnya.
- Deathcore - gabungan antara metalcore/groove metal dengan death metal, merupakan genre Death Metal yang lebih menjurus kepada musik Post Hardcore.
- Death/Doom - gabungan antara doom metal dan death metal
- Blackened death metal - Blackened Death Metal merupakan usul-usul yang dilakukan oleh band-band Death Metal yang ingin menggabungkan kembali unsur Black Metal pada Death Metal seperti yang terjadi pada Era Pertama Death Metal, di mana Death Metal masih tercium bau-bau Black Metal.
Langganan:
Postingan (Atom)